Kim Jong-Un memeriksa Rudal Hwasong -15
WASHINGTON – Militer Korea Utara (Korut) merilis
puluhan foto dari Hwasong-15, rudal balistik antar benua terbaru yang diklaim
mampu mencapai daratan Amerika Serikat (AS). Foto-foto tersebut diterbitkan di
koran dan edisi online harian resmi partai yang berkuasa.
Kemunculan foto-foto ini ibarat peti harta karun bagi para ahli roket untuk
mencoba mengurai kemampuan dari rudal balistik tersebut.
Kesimpulan umum mereka adalah rudal ini lebih besar, lebih maju, dan dilengkapi
dengan peluncur mobile buatan dalam negeri. Ini akan membuatnya lebih untuk
dihancurkan secara preemptive dibanding generasi sebelumnya.
Meski begitu, ada sebuah potensi celah yang besar: kemungkinan rudal tersebut
tidak mempunyai kemampuan untuk terbang lebih jauh dari pantai Barat jika
ditembakkan dengan hulu ledak nuklir sungguhan, bukan dummy seperti yang dibawa
dalam peluncuran uji coba kemarin.
Berikut gambaran lebih dekat mengenai rudal Hwasong-15, rudal balistik antar
benua (ICBM) terbaru Korut seperti dilansir dari ABC News.go, Kamis
(30/11/2017).
Rudal
Rudal baru Korut secara signifikan tampaknya lebih besar daripada ICBM
Hwasong-14 yang diuji dua kali pada bulan Juli lalu. Perhatikan bagaimana
pemimpun Korut, Kim Jong-un, yang tingginya sekita 170cm, terlihat lebih kecil.
Dalam sebuah tweet sesaat setelah foto tersebut diterbitkan, Michael Duitsman,
seorang peneliti di Pusat Studi Nonproliferasi di Monterey, California,
mengatakan: "Ini adalah rudal yang sangat besar. Dan saya tidak bermaksud
'Terlalu Besar untuk Korea Utara'. Hanya sedikit negara yang bisa menghasilkan
rudal seukuran ini, dan Korea Utara baru saja bergabung dengan klub
tersebut."
Ukuran itu penting karena rudal yang menargetkan AS harus membawa banyak bahan
bakar. Duitsman juga mengindikasikan ICBM tersebut tampaknya memiliki
pengaturan mesin yang berbeda dan kemudi yang lebih baik.
Peluncur
Korut telah berulang kali menyatakan dalam pengumuman peluncuran bahwa
Hwasong-15 ditembakkan dari kendaraan peluncur erektor buatan dalam negeri.
Foto-foto yang dipublikasikan tampaknya membenarkan hal itu.
Mampu membuat kendaraan peluncur sendiri, yang disebut TELs, membebaskan Korut
dari kebutuhan untuk mendapatkannya dari negara lain, seperti China, yang
sangat penting mengingat pengetatan sanksi internasional yang dihadapi
Pyongyang. TELs mempermudah menggerakkan rudal dan meluncurkannya dari lokasi
terpencil yang sulit diprediksi. Itu membuat menemukan dan menghancurkan
Hwasong-15 sebelum peluncuran lebih sulit.
DAYA ANGKUT
Korut mengklaim bahwa Hwasong-15 dapat membawa muatan "super-berat"
ke target di daratan AS. Kendaraan re-entry, kerucut hidung di foto, memang
terlihat cukup besar. Tapi beban yang lebih berat semakin membuat pendek
jangkauannya.
Michael Elleman,
seorang ahli rudal terkemuka, telah mengatakan di blog North38 bahwa Hwasong-15
menempuh jarak sekitar 13 ribu kilometer dengan membawa muatan sekitar 150kg,
yang mungkin lebih ringan dari pada berat nuklir yang bisa dihasilkan oleh
Korut.
Untuk sampai ke Pantai Barat AS, Korut perlu mempertahankan berat beban sampai
500kg. Apakah hal itu bisa dilakukan adalah sebuah pertanyaan yang belum
terjawab.
"Bom nuklir Kim Jong-un harus memiliki berat kurang dari 350 kilogram jika
dia mengharapkan untuk menyerang ujung barat daratan AS. Sebuah muatan seberat
600 kilogram nyaris tidak sampai ke Seattle," jelas Elleman.
Comments
Post a Comment