Pyongyang
mengklaim, Rudal Hwasong-15 mencapai ketinggian 4.475 kilometer, terbang sejauh
950 kilometer dalam waktu 53 menit. Menurut Korea Utara, itu adalah misil
paling hebat yang mereka miliki.
Sejumlah
foto-foto propaganda menunjukkan rudal itu lebih besar dan kuat dari
model-model sebelumnya. Jika klaim itu benar, bisa berarti Korut sudah masuk kelompok elite negara-negara
berstatus 'rocket power'.
Menurut
sejumlah ahli, jika misil itu diluncurkan pada lintasan rata, maka ia bisa
mencapai jarak 13.000 kilometer. "Cukup untuk mencapai Washington
DC," kata Scott Seaman, direktur biro Asia untuk firma konsultan Eurasia
Group, seperti dikutip dari CNBC."
Tak
banyak informasi soal Hwasong-15 yang dikeluarkan oleh pemerintahan Korut,
negara paling menutup diri di muka Bumi itu. Karena itulah, para ahli
mengandalkan foto dan video untuk menguak kemampuan senjata baru Kim Jong-un
yang dianggap mengerikan.
Seperti
dikutip dari News.com.au, Jumat (1/11/2017), inilah yang disimpulkan sejumlah ahli dari
foto-foto rudal Korut:
1. Berukuran Monster
Dari ukurannya, Rudal
Hwasong-15 berukuran raksasa. Dalam sebuah foto, terlihat Kim Jong-un sedang
berada di sebuah lokasi mirip hanggar, sedang memeriksa misil tersebut yang
dibaringkan di belakang sebuah truk militer.
Meskipun
dalam posisi horizontal, senjata itu membuat Kim Jong-un terlihat kecil.
Padahal pemimpin muda Korut itu dilaporkan memiliki tinggi badan 170
sentimeter.
Presiden Korea Utara Kim Jong Un memeriksa kesiapan Rudal Hwasong - 15
Research
associate dari US Center for Nonproliferation Studies, Michael Duitsman
mengatakan, rudal Korea Utara yang baru jauh lebih besar dari pendahulunya,
yang diuji coba dua kali pada Juli 2017.
"Itu
adalah sebuah rudal yang besar, jelas berukuran lebih besar dari
Hwasong-14," kata Duitsman kepada News.com.au.
"Rudal
itu memiliki mesin yang berbeda pada tahap pertama, yang kemungkinan
menghasilkan daya dorong lebih besar dan bisa membawa muatan yang lebih
berat," tambah dia.
Ukurannya
tak hanya besar bagi Korea Utara. Hanya sedikit negara yang bisa memproduksi
rudal seukuran itu, dan Korut baru saja masuk ke kelompok elite tersebut."
Ukuran
yang besar berarti rudal tersebut bisa terbang lebih jauh. Sebab, ia bisa
membawa bahan bakar lebih banyak.
David
Wright dari lembaga Union of Concerned Scientists mengatakan, rudal seperti itu
bisa membawa propelan dua kali lebih banyak dari model sebelumnya.
Untuk
rudal balistik antarbenua milik Korea Utara, roket ditembakkan dalam dua tahap.
Duitsman
menambahkan, berdasarkan pengamatan, peluncuran tahap kedua yang jauh lebih
besar dan lebih kuat daripada sebelumnya, ini merupakan ancaman serius bagi perdamaian dunia timpalnya
2. Tak Mudah Ditembak Jatuh
Foto-foto propaganda
yang dipublikasikan Korean Central News Agency (KCNA) menunjukkan Korea Utara
kini memiliki kendaraan peluncur roket atau transporter erector vehicle yang
memiliki 18 roda.
Kendaraan
peluncur itu memiliki poros (axle) lebih panjang dari sebelumnya. Juga lokomotif serta lengan
penegak rudal.
Pyongyang
mengklaim, kendaraan di mana rudal ditegakkan adalah buatan dalam negeri.
Sandainya benar Korea Utara telah mampu membuat Kendaraan peluncur rudal, itu adalah perkembangan yang signifikan. Sebab, Korea Utara tak perlu membelinya dari negara lain, misalnya China -- yang setuju untuk memberlakukan sanksi ekonomi yang keras terhadap Korea Utara.
Kendaraan
tersebut memudahkan pergerakan rudal tanpa terdeteksi oleh musuh. Juga
memungkinkan Korut meluncurkannya dari lokasi terpencil.
Itu
mengapa, upaya preemptive untuk menghancurkan Hwasong-15 jauh lebih sulit.
Meski
demikian, Duitsman mengaku tak terlalu yakin bahwa Korut mampu membuat
kendaraan peluncur roket sendiri. Ia menduga, Pyongyang hanya memodifikasinya
dari model buatan China.
3 Sistem Kendali Lebih Canggih
Dua rudal sebelumnya,
Hwasong-12 dan Hwasong-14 dikendalikan oleh satu nosel (nozzle) mesin roket besar yang dikelilingi oleh nosel
kecil yang miring pada satu sumbu.
Sementara,
Hwasong-15 terlihat memiliki dua nosel besar 'gimballed', yang bisa bergerak ke atas dan ke bawah, ke
kiri dan ke kanan.
Nosel besar 'gimballed', memiliki daya dorong lebih besar
"Itu
berarti nosel bisa berputar dalam dua sumbu, seperti yang ditunjukkan dalam
mesin pesawat ulang alik luar angkasa," kata Michael Duitsman.
Dia
menambahkan, itu adalah metode kendali yang belum pernah dilihat sebelumnya,
khususnya pada rudal buatan Korut.
"Namun,
saya belum yakin soal seberapa maju metode tersebut," kata Duitsman.
4. Bisa Membawa Muatan Nuklir Lebih Besar
Rudal Hwasong-15
memiliki moncong yang jauh lebih besar dan lebih tumpul dari model-model
sebelumnya -- yang memungkinkannya membawa muatan nuklir lebih besar.
Sebelumnya,
Korea Utara mengklaim, rudal terbarunya bisa membawa 'hulu ledak nuklir
super-berat' yang bisa menghantam target manapun di daratan Amerika Serikat.
Rudal Hwasong-15 memiliki moncong yang jauh lebih besar dan lebih tumpul
Saat
diuji coba Rabu dini hari 29 November 2017, Rudal Hwasong-15 terbang selama 53
menit, menempuh jarak 960 kilometer, dan mencapai ketinggian hampir 4.500
kilometer. Jika ditembakkan dalam lintasan normal, para ahli mengatakan, misil
itu bisa mencapai sejauh 13.000 km, yang menempatkan Kota New York da
Washington DC dalam jangkauannya.
Namun,
ada kendala signifikan. Rudal yang yang ditembakkan pekan ini ternyata dipasangi
hulu ledak tiruan alias dummy.
Para
ahli dari blog terkemuka tentang Korut, 38 North berpendapat, rudal itu bakal kesulitan untuk
melakukan perjalanan jauh hingga mencapai Pantai Barat AS, jika dibebani dengan
hulu ledak sungguhan.
Michael
Elleman dari 38 North berpendapat, Korea Utara kemungkinan besar belum
punya kemampuan untuk memproduksi hulu ledak yang cukup ringan, yang
ditujukan menghantam target jauh, hingga ke daratan Amerika Serikat.
"Senjata
nuklir Kim Jong-un harus memiliki berat kurang dari 350 kg
jika ia berharap bisa melancarkan serangan ke ujung barat
daratan AS," kata Elleman.
"Sebuah rudal korut
dengan muatan seberat 600 kg, misalnya, tak akan mampu menjangkau
Seattle."
Comments
Post a Comment