Sejarah Perang Dunia I

Tentara Rumania dan Serbia bahu membahu melawan Jerman di Balkan



Perang Dunia I atau Perang Dunia Pertama, disingkat PD I, adalah perang global yang terpusat di Eropa dan berlangsung sejak tanggal 28 Juli 1914 hingga 11 November 1918. Perang ini berawal dari semenanjung Balkan dan melibatkan semua kekuatan besar dunia yang terbagi menjadi dua aliansi yang saling bertentangan. Lebih dari 70 juta tentara, termasuk 6 juta orang Eropa di mobilisasi dalam salah satu perang terbesar dalam sejarah.Lebih dari 9 juta jiwa prajurit gugur dampak dari perang. Perang Dunia I merupakan salah satu konflik yang menakutkan dan mematikan dala sejarah dunia. Hal ini menjadi pembuka jalan untuk menjadi perubahan politik di beberapa negara yang terlibat.

Perang Besar ini melibatkan semua kekuatan besar dunia, yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan, yaitu Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang terdiri dari Britania Raya, Perancis, dan Rusia) dan Kekuatan Sentral (terpusat pada Aliansi Tiga yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia - namun, saat Austria-Hongaria melakukan serangan sementara persekutuan ini bersifat defensif, Italia tidak ikut berperang). Kedua aliansi ini melakukan reorganisasi (Italia berada di pihak Sekutu) dan memperluas diri saat banyak negara ikut serta dalam perang.

Lebih dari 70 juta tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa, dimobilisasi dalam salah satu perang terbesar dalam sejarah ini. Lebih dari 9 juta prajurit gugur, terutama akibat kemajuan teknologi yang meningkatkan tingkat mematikannya suatu senjata tanpa mempertimbangkan perbaikan perlindungan atau mobilitas.
Perang Dunia I adalah konflik paling menakutkan dan mematikan keenam dalam sejarah dunia, sehingga hal ini menjadi pembuka jalan untuk berbagai perubahan politik, seperti revolusi di beberapa negara yang terlibat.

Situasi Dunia Menjelang Perang Dunia I

Tahun pembuka abad ke-20 diawali dengan semakin memanasnya persaingan antar negara-negara besar di dunia. Di Eropa, Inggris, negara yang memiliki wilayah jajahan paling luas, terguncang karena hampir kalah dalam peperangan melawan kaum Boer di Afrika Selatan, dan Perancis, kondisinya semakin lemah akibat skandal internal—menghadapi kekuatan ekonomi dan militer Jerman yang baru bersatu. Dihadapkan dengan kondisi tersebut Inggris dan Perancis melupakan permusuhan lama mereka dan mulai bekerja sama menghimpun kekuatan untuk menghadapi kekuatan Jerman. Pada 1904 kedua negara menandatangani persetujuan persahabatan, Entente Cordiale, yang mengatur penyelesaikan pertikaian kedua negara tersebut di luar negeri serta menjamin kedaulatan masing-masing.

Ketika kekuatan Jerman terus meningkat, pada tahun 1900an Jerman bangkit sebagai negara industri. Perkembangan industri ini seiring dan sejaralan dengan pembangunan militerisme dan angkatan perangnya. Otto Von Bismarck (1815-1898), arsitek dibelakang kemajuan Industri Jerman dan telah membangun hubungan baik dengan berbagai negara Eropa, namun pada tahun 1890 diturunkan oleh Kaisar Jerman, Wilhelm II, kebijakan ini membangun hubungan baik pun tidak dilanjutkan lagi. Kaisar Wilhelm ingin menjadikan Jerman sebagai salah satu negara yang paling kuat di dunia. Ia memerintahkan Laksamana Tirpitz untuk menjadikan angkatan laut Jerman sebanding dengan angkatan laut Inggris. Pada 1906, Tripitz berhasil membangun kapal perang yang dapat menandingi kapal perang Inggris. Hal ini menimbulkan ketegangan di wilayah Eropa sekaligus mengubah peta kekuasaan di Eropa. Rusia, perancis dan Inggris membentuka aliansi. aliansi-aliansi baru mulai terbentuk, sedangkan negara lainnya semakin memperkuat ketahanan nasional.

Di negara-negara Balkan yang baru saja melepaskan diri dari pengaruh kesultanan Turki Utsmani mulai bercerai berai, dan para adidaya pun saling berpihak. Pada 1912 Bulgaria dan Serbia sama-sama mengklaim makedonia, sebuah daerah bagian dari kesultanan Turki Utsmani yang didiami orang Bulgaria, Serbia, Makedonia dan Yunani. Yunani dan Montenegro bersekutu dengan Bulgaria dan Serbia untuk membentuk Liga Balkan. Mereka menyerang dan mengalahkan Turki Utsmani, dan menjadikan daerah kekuasaan Turki Utsmani di Eropa banyak berkurang. Perdamaian diantara keempat negara tersebut awalnya bisa diwujudkan, namun keempat anggota liga tersebut kembali bersengketa dan perang pun meletus pada tahun 1913. Serbia mengharap mendapatkan Albania, namun Austria-Hongaria – yang khawatir akan meningkatnya kekuatan Serbia—menjadikan Albania sebagai negara Merdeka. Kemarahan Serbia terhadap Austria pun semakin memuncak. Benua Eropa terbagi menjadi dua kekuatan.

Di luar benua Eropa, di Asia, Kekaisaran Cina yang sebelumnya sebagai kekuatan besar Asia akhirnya runtuh pada 1911. Hal ini dipicu oleh kemarahan dan protes rakyat Cina terhadap para saudagar Eropa yang membawa keuntungan besar dari wilayah Cina selama puluhan tahun. Kondisi ini memunculkan pemberontakan Boxer yang dilakukan oleh rakyat Cina. Pemberontakan ini berawal ketika kaum muda Cina membentuk Perkumpulan Tinju Harmoni (asal mula penamaan pemberontakan Boxer-petinju) yang bertujuan mengusir orang-orang asing, terutama orang Eropa dari wilayah Cina. Gerakan ini mendapat dukungan yang besar dari rakyat Cina. Aksi gerakan ini berawal pada tahun 1900, ketika para pemberontak membakar berbagai kantor misi dagang asing di Cina dan menduduki kantor kedutaan negara-negara Eropa. Pemberontakan ini semakin memuncak dengan terbunuhnya Duta besar Jerman untuk Cina pada bulan Juni. Kondisi ini membuat negara-negara Eropa mengirimkan pasukannya ke Cina untuk membebaskan kedutaan-kedutaan yang diduduki oleh pemberontak. Pasukan ini negara-negara asing ini tiba pada bulan Agustus dan bergerak membebaskan kedutaan-kedutaan yang diduduki. Ibu Suri Cixi yang mendukung pemberontakan Bokser melarikan diri ke Xian. Namun karena pemberontak semakin terdesak akhirnya Ibu Suri menerima tuntutan dari beberapa negara Eropa, Amerika dan Jepang untuk mengakhiri pemberontakan.

Di sisi lain wilayah Asia, Jepang muncul sebagai kekuatan yang baru di wilayah ini dengan menjadi negara Asia pertama yang pada jaman modern, berhasil mengalahkan kekuatan Eropa, ketika pasukan Jepang berhasil menenggelamkan kapal Rusia pada 1905. Hal ini berawal dari konfrontasi kedua negara tersebut pada tahun 1900 terkait dengan konflik kepentingan kedua negara di Manchuria dan Korea, propinsi Cina di wilayah Timur Laut Cina yang dikuasai Rusia sejak 1898. Setelah perundingan gagal tercapai, Jepang menyerang Armada Timur Rusia di Port Arthur, pangkalan Angkatan Laut di Propinsi Liaotung yang disewakan Cina kepada Rusia. Pihak Rusia akhirnya dikalahkan Jepang di laut dan di darat. Pada tahun 1905, Armada Laut Baltik Rusia, yang dikirim Tsar Nicholas II untuk memperkuat Armada Timurnya, mencapai Selat Tsushima yang terletak antara Korea dan Jepang, Jepang berhasil menghancurkan hampir seluruh Armada, sekaligus mengakhiri perang. Perdamaian pun kemudian disepakati pada tahun 1905 dengan Presiden Amerika Serikat, Roosevelt, sebagai penengah.

Di Belahan lain, Perbatasan Eropa Asia, Kesultanan Turki Utsmani kekuatan semakin turun hingga akhirnya kehilangan hampir seluruh wilayah Eropa yang pernah mereka kuasai.
Di Benua lain, Amerika, Amerika Serikat muncul sebagai negara yang pertumbuhan industri dan ekonominya maju. Meskipun Amerika Serikat bersimpati kepad Perancis dan Inggris, Amerika Serikat tidak ikut serta dalam Perang Dunia I, hingga serangan kapal selam Jerman yang memprovokasi Amerika Serikat pada tahun 1917.

Di sisi lain perkembangan teknologi dunia semakin berkembang, pada 1903 pesawat terbang pertama di dunia tercipta ketika Wright bersaudara dari Amerika Serikat berhasil menerbangkan pesawat ciptaannya di atas bukit pasir di North Carolina Amerika Serikat. Dampak nyata dari perkembangan teknologi ini semakin terasa ketka kekuatan-kekutan Eropa berperang pada 1914. Untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, sebuah perang mengguakan berbagai teknologi tercanggih dan akhirnya memaksa hampir seluruh populasi terlibat dalam peperangan. Pesawat udara, tank militer, kapal selam dan senjata kimia digunakan untuk melawan prajurit-prajurit dan rakyat sipil serta melibatkan seluruh benua di dunia.

Di Afrika perlawanan penduduknya terhadap pendudukan Eropa terus dilakukan. Pada tahun-tahuan pertama abad ke-20 pemberontakan kaum Maji-Maji dan Herero serta pergolakan di Afrika Selatan, memperjelas kebencian bangsa Afrika terhadap pendudukan bangsa Eropa.
``
Perang Dunia I tidak terjadi dengan begitu saja, karena suatu peristiwa pasti ada sebabnya. Begitu juga dengan Perang Dunia I ini. Latar belakang perang dunia ini dapat dibedakan menjadi sebab umum dan sebab khusus. Sekumpulan kondisi yang dapat memicu terjadinya perang dunia tersebut. Sedangkan sebab khusus adalah suatu peristiwa yang menjadi titk awal terjadinya perang dunia tersebut.

Faktor Penyebab Perang Dunia I

Sebuah peristiwa sejarah tidak akan pernah terjadi begitu saja, pasti ada faktor yang menyebabkan suatu peristiwa terjadi. Hal ini pun terjadi pada peristiwa Perang Dunia I. Faktor penyebab terjadinya Perang Dunia I dapat dibedakan atas penyebab khusus dan penyebab khusus. Faktor penyebab umum adalah suatu kondisi yang memicu terjadinya sebuah peristiwa sedangkan faktor penyebab khusus adalah sesuatu yang menjadi titik awal terjadinya sebuah peristiwa.

Sebab Umum

Kemajuan Industri. Negara-negara Eropa, seperti Inggris, Jerman , Italia, Perancis dan Belgia mengalami kemajuan industri yang sangat pesat. Kemajuan industri menimbulkan masalah baru dalam kehidupan masyarakat, baik dalam bidang sosial, ekonomi politik dan budaya. Kemajuan di bidang industri mengakibatkan terjadinya persaingan ekonomi diantara negara-negara tersebut untuk mendapatkan bahan baku dan daerah pemasaran. Masing-masing negara negara berusaha memajukan industri dalam negerinya sehingga muncul persaingan antar negara-negara tersebut.

Politik Kolonialisme dan Imperialisme. Kemajuan industri mengakibatkan munculnya politik imperialisme dan kolonialisme. Masing-masing negara berusaha untuk memperoleh wilayah jajahan yang luas. Perluasan wilayah dilakukan negara-negara Eropa tersebut untuk memenuhi kebutuhan industrinya sebagai tempat pengambilan bahan mentah/ bahan baku, tempat pasar hasil produksi industri, dan tempat menanam modal. Perluasan wilayah tersebut seperti dilakukan Inggris dengan menduduki Malaysia, Singapura, India, Afrika Selatan, dan Mesir. Kemudin Perancis berhasil menduduki Kamboja, Laos, Maroko, dan Tunisia. Serta Jerman berhasil menduduki Afrika Barat Daya, sedangkan Italia berhasil menduduki Afrika Utara. Usaha memperluas daerah jajahan ini sering kali memunculkan persengketaan diantara negara-negara itu. Oleh karena itu, persaingan yang pada awalnya hanya di bidang ekonomi berkembang menjadi persaingan politik. Misalnya Italia dan Perancis sama-sama ingin menguasai daerah Afrika Utara. Jerman dan Perancis memperebutkan wilayah Ruhr. Austria dan Rusia memperebutkan wilayah Balkan. Jerman dan Inggris memperebutkan wilayah Timur Tengah. Persaingan politik tersebut memunculkan peperangan diantara negara-negara Eropa yang saling bersaing tersebut. Misalnya peperangan antara Jerman dan Perancis, Jerman dan Inggris, Inggris dan Perancis, Rusia dan Austria yang terjadi di Eropa serta Jerman, Inggris, Perancis dan Italia yang bersaing di Afrika memperebutkan wilayah jajahan mereka.

Politik Mencari Kawan/ Persekutuan Antarnegara. Keadaan sosial politik yang semakin tegang merupakan salah satu sebab yang mendorong negara-negara yang berkonflik mencari kawan dalam menghadapi lawan. Hal ini pula yang menyebabkan negara-negara tersebut memunculnya persekutuan diantara mereka. Karena setiap negara khawatir akan terjadinya perang secara tiba-tiba. Keadaan ini menyebabkan Eropa menjadi dua persekutuan atau blok, yaitu Triple Aliansi yang terbentuk pada 1882, antara Jerman, Austria dan Italia, Yaitu suatu persekutuan militer yang dilakukan tiga negara yersebut. Akibatnya timbul reaksi dari Inggris dan Perancis dengan membentuk Entente Cordiale pada 1904 dan pada 1907 menjadi Triple Entente, setelah Rusia menjadi anggota baru.
Perlombaan Senjata. Pada mulanya memang tidak ada perang, namun suasana tetap tegang dan panas. Negara-negara Eropa yang menjadi dua blok, saling mencurigai dan khawatir kalau-kalau tiba-tiba perang besar, sedangkan persiapan perang sendiri belum selesai. Maka masing-masing negara meningkatkan persenjataan dan tidak mau mengalah dengan negara lain. Persaingan diantara negara-negara persekutuan militer tadi saling mengancam stabilitas negara-negara lainnya. Akibatnya, mereka mengembangkan industri militernya untuk menghasilkan senjata-senjata perang.

Sebab Khusus Perang Dunia I

Peristiwa yang mengawali perang antar negara-negara Eropa pada 1914 adalah peristiwa yang terjadi di daerah Balkan. Balkan merupakan wilayah yang strategis karena letaknya menghubungkan wilayah Eropa dan wilayah Asia. Peristiwa di wilayah ini awali dengan konflik antara Austria dan Serbia. Serbia menginginkan persatuan bangsa-bangsa Slavia Selatan dalam suatu negara besar yang meliputi Slovenia, Kroasia, Bosnia, Herzegovina, Montenegro, Macedonia, Serbia, dengan Serbia sebagai pemimpinnya.

Pada 1878 keinginan Serbia memperoleh jalan, ketika kongres di Berlin memutuskan bahwa Serbia diberikan kemerdekaan penuh. Namun wilayah Bosnia dan Herzegovina masih tetap diduduki oleh Austria. Konflik memperebutkan wilayah Balkan ini kemudian menyulut pertentangan atau konflik antara Austria dan Serbia. Hal ini karena Austria khawatir terhadap gerakan suku bangsa Slavia (Gerakan Pan-Slavianisme) yang terjadi di wilayahnya, yaitu di wilayah Bosnia dan Herzegovina. Gerakan Pan-Slavianisme ini didukung oleh Serbia yang merupakan musuh utama Austria. Untuk menyelesaikan masalah ini, pada tanggal 28 Juni 1914, Pemerintah Austria mengutus putra mahkotanya, Franz Ferdinand mendatangi wilayah Balkan untuk menenangkan rakyat Slavia di Sarajevo, Bosnia. Ia mengunjungi langsung latihan perang di daerah Bosnia. Namun latihan perang ini oleh Serbia dianggap sebagai tantangan oleh Serbia. Franz Ferdinand beserta istrinya kemudian dibunuh oleh seorang nasionalis Yugoslavia dan anggota kelompok pemberontak Serbia, Gavrillo Princip pada tanggal 28 Juni 1914. Ternyata pembunuhan Ferdinand dan istrinya telah direncanakan sebelumnya di Elgrado (Serbia).

Dampak dari peristiwa tersebut, pada 23 Juli 1914, pemerintah Austria melalui Menteri Luar Negeri Leopold von Berchtold mengirim ultimatum kepada Serbia yang isinya "Pemerintah Serbia harus menindas semua gerakan anti-Austria di Serbia dan memecat pejabat-pejabat yang bersalah, Para pejabat Austria diizinkan untuk membantu gerakan penindasan kaum pemberontak dan menjatuhkan hukuman kepada mereka yang terlibat dalam pembunuhan putra mahkota Austria".

Setelah menunggu jawaban ultimatum selama 1 Bulan dan memperoleh jawaban yang kurang memuaskan, pemerintah Austria kemudian mengumumkan perang terhadap Serbia pada tanggal 28 Juli 1914. Kemudian di ikuti Jerman yang mengumumkan perang kepada Rusia pada tanggal 1 Agustus 1914. Kemudian memunculkan peristiwa penyerangan Perancis terhadap Jerman pada 3 Agustus 1914. Hal ini diikuti Inggris dengan menyerang Jerman pada 14 Agustus 1914. Perang kemudian berkecamuk di seluruh wilayah Eropa.

Pihak-pihak yang terlibat dalam Perang Dunia I adalah Blok Sentral atau disebut dengan blok Jerman yang terdiri dari 4 negara anggota, yaitu Jerman, Turki, Bulgaria, Austria-Honggaria. Sedangkan lawannya yaitu Blok Sekutu atau disebut blok Perancis. Blok Perancis ini terdiri dari 23 negara anggota, antara lain Perancis, Inggris, Rusia, Serbia, Belgia, Rumania, Yunani, Portugal, Jepang, Italia, Amerika Serikat dan lain-lain. Italia masuk ke Blok Perancis pada tahun 1915 setelah mengumumkan perang terhadap Austria, karena menginginkan daerah Tirol Selatan, Istria dan Delmatia milik Austria. Amerika Serikat ikut Blok Perancis pada tahun 1917, karena Jerman menenggelamkan kapal Lusitania yang membawa penumpang warga negara Amerika Serikat.

Perang Dunia I yang melanda wilayah Eropa terbagi dalam beberapa front atau wilayah peperangan yaitu:
Front Barat. Jerman di bawah pimpinan Ludendorf berhasil dengan cepat menguasai hampir seluruh Belgia dan mendesak pasukan Inggris di Mons pada 23 Agustus, kemudian menyeberang ke Perancis barat laut. Namun pada 5 September pihak Sekutu, dibawah pimpinan Jenderal Joffre, menyerang balik di tepi Sungai Marne, utara Paris. Serangan ini memaksa Jerman mundur ke Sungai Aisne. Jerman tidak pernah sepenuhnya pulih kembali karena adanya blokade dari Blok Sekutu, sehingga kehidupan di wilayah Jerman agak sulit. Kondisi ini menimbulkan pemberontakan di dalam negeri Jerman yang dilakukan oleh kelompok separatis yang ingin menggulingkan pemerintahan Jerman. Pada akhir tahun, kedua pihak telah menggali parit sepanjang 650 km dari wilayah Nieuport di pesisir Belgia hingga perbatasan Swiss. Parit-parit panjang digali sebagai tempat persembunyian. Pihak yang perang tidak terleyak berjauhan, dan mereka pun tidak pernah maju lebihd ari beberapa kilometer saja. Kehidupan prajurit dalam parit sangatlah sulit dan sering kekurangan pangan, diserang gas beracun, kedinginan, lembab serta prajurit yang tewas pun masih disimpan dalam parit karena sulit dipindahkan dengan cepat. Prajurit akan menemui ajalnya ketika diperintahkan untuk pergi ke atas untuk menyerang musuh. Area pertempuran ini dikenal sebagai garis depan sebelah barat.


Pasukan Artilery Jerman menggempur Perancis

Front Timur. Ketika pasukan Jerman menyerang Perancis, Rusia melancarkan serangan terhadap propinsi Jerman, Prusia Timur, namun berhasil dikalahkan di Tannenberg. Rusia tidak pernah lagi menginvasi Jerman meskipun mereka berhasil menduduki untuk sementara Propinsi Galicia di Austria. Kekalahan dahsyat yang dialami Rusia mendorong pecahnya Revolusi Rusia 1917. Pemerintahan Bolshevik yang baru segera meminta perdamaian yang disepakati di Brest-Litowsk.

Front Balkan. Pada awalnya Jerman di bawah Von Mackensen memperoleh kemenangan, sedangkan Rumania dan Serbia menyerah terlebih dahulu kepada Jerman. Inggris menyerbu Dardanela, tetapi dalam pertempuran di Gallipolli Inggris berhasil dikalahkan Turki. Inggris mundur dari Turki ke Yunani. Inggris menyerang Bulgaria dan menyerah pada tahun 1918. Kemudian Turki diserang oleh Inggris dari daerah Arabia, Palestina dan Irak, Turki menyerah tahun 1918.

Front Laut. Perang ini terjadi di Jutland, antara Inggris dengan Jerman. Namun dalam front ini tidak ada yang menang, sehingga Inggris mengadakan blokade terhadap Jerman yang mengakibatkan terjadinya perang kapal selam. Jerman menyatakan perang kapal selam tak terbatas. Jerman menciptakan kapal selam U-boat yang bisa menembakan torpedo. Sasaran kapal ini adalah kapal dagang Inggris yang membawa makanan dan perbekalan menyeberangi Atlantik dari Amerika Utara. Semua kapal yang dianggap Jerman sebagai musuh akan ditembaki, termasuk salah satunya adalah kapal dagang Amerika Serikat yang ditenggelamkan pada tahun 1917. Hal ini menyebabkan Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jerman pada tahun1917. Amerika Serikat memberikan bantuan material dan finansial ke Eropa yang menyebabkan Jerman semakin terdesak dan akhirnya kalah.

Akhir Perang
Blokade-blokade yang dilakukan Blok Sekutu yang sangat ketat terhadap Jerman, ditambah kekalahan Jerman di front Barat, menyebabkan kehidupan rakyat Jerman semakin susah. Kondisi Jerman seperti ini menimbulkan gerakan kaum separtacis (komunis) yang hendak menggulingkan pemerintahan Jerman. Sehingga Jerman menghadapi dua serangan sekaligus, yaitu pihak Sekutu dan pemberontakan kaum separtacis (komunis). Hal inilah menyebabkan Jerman menyerah kalah pada tahun 1918. Hitler menamakan gerakan separtacis ini sebagai tusukan pisau dari belakang punggung Jerman, yang menyebabkan Kaisar Jerman Wilhelm II turun tahta dan pemerintah dipegang oleh Ebert. Jerman kemudian menjadi republik dan menyerah kepada Sekutu. Sementara itu di Austria timbul pemberontakan yang dilakukan kaum komunis dan kaum Slavia, yang mengakibatkan Kaisar Karl terpaksa turun tahta pada tahun 1918 sehingga Austria-Honggaria menjadi rebuplik.

Setelah Perang Dunia I usai, negara-negara yang menang perang melakukan perundingan perdamaian dengan negara yang kalah perang diantaranya:

Perjanjian Versaillesi (28 Juni 1919)
Perjanjian antara Jerman dengan negara-negara Sekutu. Isi perjanjian tersebut antara lain:

  1. Jerman menyerahkan wilayah Alsace-Lorraine kepada Perancis dan wilayah Eupen Malmedy kepada Belgia;
  2. Danzig dan sekitarnya menjadi wilayah merdeka dibawah Liga Bangsa-Bangsa;
  3. Jerman kehilangan semua tanah jajahannya yang diambil oleh Inggris, Perancis dan Jepang.;
  4. Jerman harus membayar ganti rugi perang sebanyak 132 Milyar Mark Emas;
  5. Angkatan Perang Jerman di perkecil.
  6. Kapal perang dan kapal dagang Jerman diambil alih Inggris.;
  7. Daerah Jerman di sebelah barat Sungai Rijn diduduki sekutu selama 15 tahun.
  8. Daerah Saar di perintah oleh Liga Bangsa-Bangsa selama 15 tahun.
Perjanjian Versaillesi

Tokoh yang berperan dalam menjalankan Perjanjian Versailles adalah Woodrow Wilson ( Amerika Serikat), Clemenceau (Perancis), Lloyd Goerge (Inggris) dan Orlando (Italia). Empat tokoh ini dikenal sebagai “the Big Four”.

Perjanjian St Germain (10 November 1919)
adalah perjanjian antara Sekutu dengan Austria, yang isinya antara lain: a. Tidak diperkenankan adanya gabungan Jerman dan Austria; b. Austria harus menyerahkan Tirol Selatan, Istria kepada Italia serta wilayah Bohemia dan Morovia kepada Cekoslowakia.

Perjanjian Neuilly (27 Nopember 1919)
adalah perjanjian antara Sekutu dengan Bulgaria yang isinya Bulgaria harus menyerahkan daerah pantai Aegia kepada Yunani.

Perjanjian Trianon (4 Juni 1920)
adalah perjanjian antara Sekutu dengan Hongaria yang berisi antara lain:

  1. Daerah Hongaria diperkecil;
  2. Keluarga Hapsburg tidak boleh menjadi raja di Hongaria
Perjanjian Sevres (20 Agustus 1920)
adalah perjanjian antara Sekutu dengan Turki Utsmani yang berisi antara lain:

  1. Daerah Turki diperkecil dan tinggal Konstantinopel dan sekitarnya;
  2. Daerah yang penduduknya bukan orang Turki harus dilepaskan;
  3. Smyrna dan Thracia diduduki Yunani;
  4. Dardanela. Laut Marmora, Selat Bosporus harus dibuka untuk kapal-kapal dari semua bangsa.;
  5. Armenia diberi status merdeka;
  6. Kurdi merdeka.
Perjanjian Sevres ini bagi orang Turki dianggap sebuah penghinaan, maka timbullah pemberontakan kaum nasionalis Turki dibawah pimpinan Mustafa Kemal Pasha. Turki dijadikan republik dan Kemal Pasha dijadikan Presiden Turki. Kemal tidak mengakui perjanjian Serves, sehingga Sekutu menyerang Turki, namun Turki dapat mempertahankan diri. Kemudian Turki dapat memukul mundur Yunani di Smyrna (kota dekat Ankara) dan kemudian diadakan perjanjian Lausanne pada 24 Juli 1923 antara Sekutu dan Turki. Perjanjian ini menggantikan perjanjian Serves. Isi perjanjian ini antara lain:

  1. Thracia Timur kembali kepada Turki.
  2. Turki melepaskan daerah yang penduduknya bukan bangsa Turki. Misalnya Arabia merdeka, Lybia ke Italia, Mesir, Irak, Palestina dan Cyprus ke Inggris, Syria dan Libanon ke Perancis.
  3. Semua hak ekstra teritorial dari bangsa asing dihapuskan.
  4. Turki tidak perlu membayar kerugian perang.
  5. Turki tidak perlu mengurangi angkatan perangnya.
  6. Turki harus melindungi kaum minoritasnya.
Dampak Perang
Perang Dunia I merupakan perang yang mengerahkan semua kemampuan dan kekuatan yang dimiliki secara total oleh negara-negara terlibat di dalamnya, terutama negara-negara di Benua Eropa. Negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia I, semuanya sama-sama menanggung resiko. Perang yang melibatkan melibatkan lebih dari 70 juta tentara dan memakan korban lebih dari 10 juta orang meninggal dan sekitar 20 juta orang terluka sebagai korban kedahsyatan Perang Dunia I. Selain itu, Perang Dunia I berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia dalam bidang sosial, ekonomi dan politik.

Bidang Politik
Adanya perubahan terotorial dan munculnya paham-paham baru. Perubahan teritorial terjadi karena tenggelamnya empat negara besar, Jerman, Turki, Rusia dan Austri dan munculnya negara-negara baru, seperti Polandia, Cekoslovakia, Kroasia, Yugoslavia, Hongaria, Irak, Iran, Yordania, Mesir, Arab Saudi, dan Syria (Suriah).
Paham-paham politik baru yang muncul akibat Perang Dunia I, adalah diktatorisme karena demokrasi dianggap tidak mampu menyelesaikan kekacauan politik maupun ekonomi. Diktatorisme yang muncul adalah Fasisme di Italia, Nazi di Jerman, Nasionalisme di Turki, Militerisme di Jepang, dan Diktator Proletariat di Rusia.

Bidang Sosial
Akibat yang ditimbulkan pasca Perang Dunia I di bidang sosial adalah kemiskinan dan kesengsaraan. Disini negara-negara berusaha memenuhi kebutuhan perlengkapan, sehingga mendorong produktivitas industri yang semakin besar. Sehingga negara menyadari semakin dibutuhkannya buruh sebagai penyedia bahan makanan dan alat-alat lainnya. Dengan kata lain posisi buruh mulai naik dari semula sangat rendah menjadi dihargai karena perannya yang begitu penting. Selain itu muncul juga gerakan emansipasi wanita, dimana selama perang berlangsung wanita perannya sama dengan laki-laki yang banyak dibutuhkan digaris depan.
Perang telah melahirkan kesengsaraan dan penderitaan, sehingga melahirkan kerohanian tersendiri. Kesengsaraan yang ditimbulkan oleh peperangan menumbuhkan keinginan untuk melenyapkan peperangan dan menciptakan perdamaian yang kekal bagi umat manusia. Puncak dari akibat ini adalah munculnua gerakan perdaiamain yang berkembang antara tahun 1920-1931 yang disebut Liga Bangsa-Bangsa .

Bidang Ekonomi
Egoisme ekonomi mendominasi dalam usaha Selama Perang Dunia I berkecemuk, menetapkan perjanjian perdamaian setelah perang, dimana negara yang menang perang saling berebut dalam menuntut ganti rugi. Di Eropa negara-negara yang terlibat perang mengalami kerugian, kerusakan dalam bidang ekonomi, industri, pertanian, pertambangan dan lain-lain. Hal ini menyebabkan keadaan ekonomi Eropa semakin suram sehingga timbul faham-faham politik ekonomi diantaranya komunisme, fasisme, nasi dan etatisme.
Dampak dari kehancuran ekonomi ini dan nasionalisme yang dilakukan negara-negara nasionalisme menyebabkan munculnya bea masuk yang tinggi sehingga menghambat bahkan menghentikan perdagangan internasional. Hal tersebut berakibat terjadinya over produksi di beberapa negara produsen seperti Amerika Serikat, Brasil dan Kanada sehingga krisis ekonomi dahsyat melanda dunia yang dikenal dengan sebutan Malaise pada 1929. Kehancuran juga melanda negara-negara jajahan bangsa Barat di Asia, Afrika dan Amerika.

Sosok di Balik Perang Dunia I


Sosok Friedrich Wilhelm Albert Victor von Hohenzollern

Kaisar Wilhelm II. Kaisar Wilhelm II merupakan Kaisar terakhir Jerman. Ia lahir dengan nama Friedrich Wilhelm Albert Victor von Hohenzollern di Berlin pada tahun 1859. Sepanjang hidupnya Wilhem berjuang dan bertindak layaknya seorang kastria. Sewaktu muda Wilhelm dididik secara otoriter dan ketat. Pada tahun 1888, Wilhelm naik tahta dan langsung menetang Otto van Bismark, sang Kanselir yang bertanggung jawab atas penyatan Jerman. Ambisi Wilhelm yang ingin memiliki kekuasaan absolut di Jerman, membuatnya menyingkirkan Bismark. Selain itu Wilhelm juga mengucilkan Inggris dan Rusia, meskipun raja Inggris dan Tsar Rusia masih sepupunya. Pada tahun 1900 Wilhelm menyediakan dana untuk membangun angkatan laut Jerman, agar bisa menyaingi angkatan laut Inggris. Ketika terjadi perang Boer pada tahun 1899-1902, Wilhelm mendukung orang Boer melawan Inggris dan menggambarkan Raja Edward VII sebagai setan. Tindakannya ini mengundang musuh dimana-mana. Jerman kemudian dikelilingi oleh bangsa-bangsa yang memusuhinya sehingga membahayakan Jerman sendiri. Selama Perang Dunia I Wilhelm bertindak sebagai Panglima Perang Angkatan bersenjata Jerman. Ia ingin menaikkan kekuasaannya. Pada tahun 1916 ketika kekalahan Jerman sudah di depan mata, pasukan bersenjata berbalik menentangnya. Ketika terjadi revolusi di Berlin, ia dipaksa turun dari tahta. Ia ingin diasingkan ke Belanda, namun Belanda mengekstradisinya ke Sekutu. Sekutu ingin mengadili Wilhelm karena dia penyebab mulainya perang.


Paul Von Hindenburg (Pesiden Jerman)

Paul Von Hindenburg. Tokoh ini bernama lengkap Paul Ludwig Hans Anton von Beneckendorff und von Hindenburg. Ia merupakan Presiden Jerman pada masa Republik Weimar yang dilahirkan di Posen (sekarang Poznan di Polandia). Setelah menamatkan pendidikan militernya, ia terlibat dalam perang Koniggratz pada tahun 1866 dan perang perancis dan Ruis pada 1870-1871. Hindenberg kemudian naik menjadi Jenderal pada tahun 1903 dan berhenti dari ketentaraan pada tahun 1911. Namun ketika Perang Dunia I berkecamuk, ia dipanggil kembali oleh angkatan bersenjata Jerman. Ia dikirim ke front Timur dan memenangkan pertempuran melawan Rusia di Tannenberg pada tahun 1914 dan danau Masaurian pada tahun 1915. Hal ini membuatnya naik pangkat menjadi Panglima Tertinggi Jerman. Pada tahun 1918, Hidenberg mengistirahatkan diri dari ketentaraan Jerman pada tahun 1918, namun meneruskan untuk mengambil kepentingan aktif dalam politik. Pada tahun 1925, Hindenberg menggantikan Friedrich Ebert sebagai Presiden Jerman, dengan dukungan kelompok partai kanan. Kemudian terpilih kembali pada tahun 1932, namun pada itu ia sudah tidak mampu menentang perkembangan Hitler lewat Nazinya. Dan pada tahun 1933 Hindenberg mengangkat Hitler sebagai Kanselir Jerman .

Thomas Woodrow Wilson (Presiden AS ke-28)

Thomas Woodrow Wilson. Thomas Woodrow Wilson adalah Presiden Amerika Serikat yang ke-28, lahir di stauton, Virginia, Amerika Serikat pada 28 Desember 1856. Woodrow merupakan penganut Presbiterian, sehingga ia dikenal sebagai politisi yang religius. Setelah lulus dari perguruan tinggi, woodrow belajar Ilmu Hukum dan kemudian mendapatkan gelar doktornya dalam . bidang Ilmu Tatanegara dan Sejarah. Selama 15 tahun ia mengajar di beberapa universitas, dianataranya Universitas Princeton dan ia menjabat sebagai Presiden di Universitas tersebut selama delapan tahun. Karir politik Woodrow Wilson diawali pada tahun 1910 ketika ia menjadi Gubernur New Jersey. Dua tahun kemudian ia menjadi calon presiden dari Partai Demokrat. Ia mengajukan program yang disebutnya sebagai “Kebebasan Bam”. Kebebasan tersebut menekankan individualisme, persamaan kesempatan bagi semua orang, baik besar maupun kecil serta tentang hak-hak negara bagian. Ia kemudian menjadi Presiden Amerika Serikat selama dua periode 1913 hingga 1921. Selama masa jabatannya ia berhasil menetapkan beberapa konstitusi penting melalui kongres, diantaranya undang-undang yang berkaitan dengan pajak pendapatan federal yang bertingkat-tingkat, undang-undang anti monopoli serta undang-undang larangan mempekerjakan anak. Wilson berkeinginan kuat untk memelihara hubungan damai dengan negara-negara lain tanpa menggunakan kekerasan atau pun ancaman. Oleh karena itu ketika terjadi Perang Dunia I, ia berusaha agar Amerika Serikat tetap bersikap netral. Namun sikap netralnya ini goyah tatkala Jerman mengumumkan perang kapal selam yang tidak terbatas dan empat kapal Amerika Serikat telah ditenggelamkan. Atas tindakan Jerman tersebut, Woodrow Wilson meminta kepada Kongres untuk mengumumkan perang terhadap Jerman. Pada Januari 1918, Woodrow Wilson berbicara di depan Kongres untuk menjelaskan tujuan-tujuan perang Amerika, yang disampaikannya dalam bentuk 14 pasal. Tekad Woodrow Wilson untuk tidak berunding dengan siapapun kecuali perwakilan negara demokratis, mempercepat jatuhnya pemerintahan Kaisar Jerman. Usulan salah satu pasal dari 14 pasal berisi: mendirikan Liga Bangsa-Bangsa yang menjamin kebebasan politik dan kesatuan wilayah semua negara besar maupun kecil. Berkat usahanya menciptakan perdamaian dunia, Woodrow Wilson kemudian dianugerahi hadiah nobel perdamaian pada 1919. Usaha Woodrow Wilson untuk membawa Amerika Serikat masuk dalam Liga Bangsa-Bangsa menemui kegagalan. Setelah mendapat serangan jantung pada 1919, ia tidak dapat menjalankan tugas-tugas pemerintahannya. Ia berhenti dari jabatannya dalam kondisi fisik yang lemah dan semangat yang hancur. Ia wafat pada 3 Februari 1924. (defense-today)

Comments