Semenanjung Korea di Ambang Perang Nuklir

Latihan Gabungan antara AS dan Korea Selatan di Semenanjung Korea (4/12)

Korea Utara (Korut) mengecam habis – habisan latihan udara gabungan AS dan Korea Selatan (Korsel) yang akan dilakukan pada Senin (4/12). Pyongyang mengatakan latihan yang dianggap sebagai “show force” untuk melawan Kim Jong-un itu akan mendorong terjadinya perang nuklir.

Pada Senin (4/12), surat kabar pemerintah Korut Rodong Sinmun melaporkan, latihan militer itu adalah provokasi terhadap Korut yang dapat memicu perang nuklir kapan saja. "Latihan semacam itu adalah provokasi yang berbahaya karena mendorong ketegangan di semenanjung Korea sampai ke ambang perang nuklir," tulis surat kabar tersebut, dikutip Fox News.

Seorang juru bicara Komite Reunifikasi Damai Korut, sebuah organisasi yang berfokus untuk menyatukan kembali Korut dan Korsel, mengatakan Presiden AS Donald Trump sangat gila dan liar. Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita Korut, KCNA.

"Situasi ini dengan jelas membuktikan maniak perang AS dan Korea Selatan hanyalah penyerang dan provokator, yang melanggar perdamaian serta stabilitas di semenanjung Korea. DPRK sepenuhnya memutuskan untuk selalu mengambil jalan untuk berjalan secara bersamaan, untuk mencegah perang dalam segala hal," kata juru bicara tersebut, menurut KCNA.

AS dan Korsel diperkirakan akan melakukan latihan militer yang dinamai Vigilant Ace selama lima hari, pada Senin (4/11). Latihan ini diselenggarakan kurang dari sepekan setelah Kim memerintahkan para pejabat untuk meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-15 yang mendarat di Laut Jepang.

Sekitar 12 ribu pasukan AS akan bergabung dengan pasukan Korsel bersama 230 pesawat tempur, dalam latihan gabungan tersebut. Seorang pejabat Angkatan Udara AS mengatakan pesawat tempur siluman F-22 dan pesawat F-5 juga akan mengambil bagian dalam latihan.

Comments